Antologi puisi
PRESIDEN UNTUK PRESIDENKU
Penulis : Ach Dhofir Zuhri, Kurnia Effendi, dkk.
Penerbit : SANY Publishing
ISBN : 978-602-98543-7-4
Tebal halaman : ix + 91 hlm. : 14 x 21 cm.
Harga : Rp. 30.000,00
Untuk pemesanan : Hub. 083896503144
Sinopsis :
Rekah tanah tumpah darah. Altar yang melebar, latar yang menghampar, menampung debar. Lempung telah menjadi balung, daging sigap menyelubung, jiwa terbang membubung. Sehimpun nusa dikepung tirta, berbatas bujur dan lintang. Terikat erat tali khatulistiwa.
Ras serupa ruas tunas. Disambung lepas, direbut kembali bertaut. Silsilah bebiji tumbuh menjadi pepohon, berdahan-dahan menahan beban, beranting- ranting menjalin cinta, berbunga-bunga sebagai pahlawan, berbuah-buah anak bangsa.
Ucap salam, mantra, dan serapah. Mengalun suara antartelinga, merendam makna di bejana grahita. Simpan kenangan dalam aksara, dendang, dan dongeng purbacaraka. Bertajuk-tajuk bahasa mengupas rahasia dan menyembunyikan berita. Amukti Palapa, sumpah jemawa sang perkasa.
Kontributor:
1. Peneliti, di mana peneliti Andi Bagas Pratama
2. Revolusi hati (Azzlia Kurniawan)
3. Di ujung penyesalan Bayu Rhamadani
4. Tentang pahlaman pemungut kebusukan Dee Dyantry
5. Kita satu Eny Sulistyaningsih
6. Cerita sebuah tanah di ujung pulau Haya Nufus
7. Kepada segenap pemimpin di negeri ini (Imam Apriansyah)
8. Semangat bambu Lazuardi Fajar
9. Bersatulah indonesiaku Masduri
10. Bhumiku persada (Muhammad Qoyyum)
11. Bangkitlah pemuda indonesia (Mu’minatus Fitriati)
12. Paru-paru dunia Musolli
13. Bukan khayalan Nofriani
14. Menuju perubahan (Nofita Dewi)
15. Aku cinta polusi (Panji Pratama)
16. Mantra merdeka (Panji Pratama)
17. Merobek kebodohan Pilo Poly
18. Lukisan pertiwi (RIFAT KHAN)
19. Goresan semangat perantau (Riska Fauza)
20. Luka 1998 Rizki Mula Saputra
21. Syair toleransi Rizki Mula Saputra
22. Pahlawan tanpa tanda jasa (Roma Dwi Purwati)
23. Semangat sang kuli tinta (Roma Dwi Purwati)
24. Kisah negeri yang beku (Ahmad Saifi Athoillah)
25. Faedah kemanusiaan (Saprida Siska)
26. Karya dan pena Sevi Wening Perwitasari
27. Satria nusantara
28. Sekotah negeri semilau Sujud Arismana
29. Pak tua dan sapu lidinya (Suparno)
30. Belajar mengaji (Utami Ngudi Lestari)
31. Semangatlah generasi muda (Wahyu Ekasari Nugraheni)
32. Juangmu, tuanku Yuni Nurtiyas
33. Guru honorer Wergu W
34. Air mata anak kerang di perbatasan Yuli Arista
35. Jejak langkah indonesia (Zahra Qomara)
36. Berapa rupiah harga rupiah? Muhammdad El-Rijal
37. Epilog 28 : 28 oktober 1928 Rahma S. Khairunisa
38. Idolaku Salim Moors
39. Mutiara hitam yang terlupakan Ana Mifta
40. Kukenang indonesia lewat amanahmu, bunda Lasinta Ari Nendra Wibawa
41. Wah, apa ini? (Hamda Alfansuri)
42. Sebelum Genderang Perang Ditabuh Selendang Sulaiman
43. Refleksi anak bangsa sebelum berjuang Selendang Sulaiman
44. Suatu sore bersama jassin Rini Febriani Hauri
45. Suara hati para rakyat deenaya azka
46. Tak kuperlukan musim untuk mencintaimu, ibu AD. Rusmianto
47. Percakapan perempuan dan cermin ayu diah cempaka
48. Negara kita Elis Widyo Palupi
49. Tapak langkah sang garuda Imas Huda
50. Wong cilik kiki rukiana
51. Maha karya negeri Mei Rizqiana
52. Perbedaam nenny makmun
53. Buat bangsaku nenny makmun
54. Nyanyian parlemen jalanan prima sobi
55. Darma bhakti punggawa negeri Rizmy Otlani Novastria
56. Wajah rimpuh yang mengayuh Rizmy Otlani Novastria
57. Televisi Rizqi Shaomi
58. Sebuah perjuangan Septia Milanda
59. Bukan oemar bakrie tirta haria G.
60. Merah dan putih indonesiaku
Sinopsis :
Rekah tanah tumpah darah. Altar yang melebar, latar yang menghampar, menampung debar. Lempung telah menjadi balung, daging sigap menyelubung, jiwa terbang membubung. Sehimpun nusa dikepung tirta, berbatas bujur dan lintang. Terikat erat tali khatulistiwa.
Ras serupa ruas tunas. Disambung lepas, direbut kembali bertaut. Silsilah bebiji tumbuh menjadi pepohon, berdahan-dahan menahan beban, beranting- ranting menjalin cinta, berbunga-bunga sebagai pahlawan, berbuah-buah anak bangsa.
Ucap salam, mantra, dan serapah. Mengalun suara antartelinga, merendam makna di bejana grahita. Simpan kenangan dalam aksara, dendang, dan dongeng purbacaraka. Bertajuk-tajuk bahasa mengupas rahasia dan menyembunyikan berita. Amukti Palapa, sumpah jemawa sang perkasa.
Kontributor:
1. Peneliti, di mana peneliti Andi Bagas Pratama
2. Revolusi hati (Azzlia Kurniawan)
3. Di ujung penyesalan Bayu Rhamadani
4. Tentang pahlaman pemungut kebusukan Dee Dyantry
5. Kita satu Eny Sulistyaningsih
6. Cerita sebuah tanah di ujung pulau Haya Nufus
7. Kepada segenap pemimpin di negeri ini (Imam Apriansyah)
8. Semangat bambu Lazuardi Fajar
9. Bersatulah indonesiaku Masduri
10. Bhumiku persada (Muhammad Qoyyum)
11. Bangkitlah pemuda indonesia (Mu’minatus Fitriati)
12. Paru-paru dunia Musolli
13. Bukan khayalan Nofriani
14. Menuju perubahan (Nofita Dewi)
15. Aku cinta polusi (Panji Pratama)
16. Mantra merdeka (Panji Pratama)
17. Merobek kebodohan Pilo Poly
18. Lukisan pertiwi (RIFAT KHAN)
19. Goresan semangat perantau (Riska Fauza)
20. Luka 1998 Rizki Mula Saputra
21. Syair toleransi Rizki Mula Saputra
22. Pahlawan tanpa tanda jasa (Roma Dwi Purwati)
23. Semangat sang kuli tinta (Roma Dwi Purwati)
24. Kisah negeri yang beku (Ahmad Saifi Athoillah)
25. Faedah kemanusiaan (Saprida Siska)
26. Karya dan pena Sevi Wening Perwitasari
27. Satria nusantara
28. Sekotah negeri semilau Sujud Arismana
29. Pak tua dan sapu lidinya (Suparno)
30. Belajar mengaji (Utami Ngudi Lestari)
31. Semangatlah generasi muda (Wahyu Ekasari Nugraheni)
32. Juangmu, tuanku Yuni Nurtiyas
33. Guru honorer Wergu W
34. Air mata anak kerang di perbatasan Yuli Arista
35. Jejak langkah indonesia (Zahra Qomara)
36. Berapa rupiah harga rupiah? Muhammdad El-Rijal
37. Epilog 28 : 28 oktober 1928 Rahma S. Khairunisa
38. Idolaku Salim Moors
39. Mutiara hitam yang terlupakan Ana Mifta
40. Kukenang indonesia lewat amanahmu, bunda Lasinta Ari Nendra Wibawa
41. Wah, apa ini? (Hamda Alfansuri)
42. Sebelum Genderang Perang Ditabuh Selendang Sulaiman
43. Refleksi anak bangsa sebelum berjuang Selendang Sulaiman
44. Suatu sore bersama jassin Rini Febriani Hauri
45. Suara hati para rakyat deenaya azka
46. Tak kuperlukan musim untuk mencintaimu, ibu AD. Rusmianto
47. Percakapan perempuan dan cermin ayu diah cempaka
48. Negara kita Elis Widyo Palupi
49. Tapak langkah sang garuda Imas Huda
50. Wong cilik kiki rukiana
51. Maha karya negeri Mei Rizqiana
52. Perbedaam nenny makmun
53. Buat bangsaku nenny makmun
54. Nyanyian parlemen jalanan prima sobi
55. Darma bhakti punggawa negeri Rizmy Otlani Novastria
56. Wajah rimpuh yang mengayuh Rizmy Otlani Novastria
57. Televisi Rizqi Shaomi
58. Sebuah perjuangan Septia Milanda
59. Bukan oemar bakrie tirta haria G.
60. Merah dan putih indonesiaku
ConversionConversion EmoticonEmoticon