Pedasnya Facebook

Oleh: NoorSalim Hs

Hari ini adalah hari terindah yang akan dilalui dalam hidupnya, begitu dugaan orang-orang sekitarnya. Hari ini dia akan menyempurnakan separuh agamanya, menikah dengan seorang  lelaki yang menjadi bunga hati setiap gadis di desa itu. Hari ini semua gadis desa di situ sedang berandai-andai dan berkhayal, andaikan saja dia adalah mempelai wanitanya. Menikah dengan lelaki berwajah tampan ditambah lagi kaya raya, pasti seorang gadis yang beruntung itu akan menjadi wanita yang paling bahagia sedunia.

Tapi bagi Kinanthi tidaklah seperti itu. Hari ini bukanlah hari yang dia harapkan dalam hidupnya. Dia tidak ingin sama sekali memutuskan tali cinta yang telah lama ia rajut dengan seorang lelaki dunia maya. Entah mengapa bibit cinta bisa tumbuh dan kemudian berbunga mekar di hati dua insan seiring dengan berjalannya waktu, padahal mereka berdua belum pernah sekalipun bersua muka.

Jika dia berandai-andai sesuatu terjadi pada hari ini, pastilah dia akan gantungkan pengandaiannya itu agar lelaki yang akan mengucapkan lafazh qabul pada hari ini nanti adalah dia, lelaki dunia maya itu. Tapi semua itu bagaikan melihat matahari di malam hari. Kesepakatan di antara dua keluarga telah disepakati bersama. Nasi telah menjadi bubur pada hari ini. Sebenarnya bisa saja dia merobek kesepakatan pernikahan itu dengan cara kabur dari rumah. Tapi dia bukanlah seorang munafik yang suka melanggar janji. Satu-satunya yang bisa dia lakukan adalah berusaha menerima suratan takdir dengan ikhlas seraya berharap agar pernikahannya nanti memang diridhai dan diberkahi oleh Allah.


Waktu semakin berjalan menuju waktu akad ijab qabul pernikahan. Para tamu undangan pun telah hampir mengisi semua kursi yang tersedia. Petugas dari KUA pun telah setengah jam lalu menunggu. Tapi calon pengantin laki-laki dan rombongannya tak kunjung tiba hingga terlambat jauh dari waktu yang telah dijadwalkan di undangan. Kasak-kusuk yang tidak enak didengar tersebar di sana-sini. Muncul suatu perasaan gundah gelisah yang terlihat jelas pada anggota keluarganya, terlebih lagi di wajah kedua orang tuanya. Tapi tidak begitu baginya. Dia justru senang melihat keadaan itu.

“Pak, coba ditelpon lagi. Barangkali nomornya sudah aktif,” perintah ibunya kepada ayahnya. Dari tadi memang tidak ada kabar dari pihak calon pengantin laki-laki. Sudah berkali-kali ayahnya menelepon, selalu saja yang didengar adalah suara operator wanita yang mengabarkan bahwa nomor calon menantunya itu tidak aktif.

“Kriiing... kriiiiing,” HP berdering saat ayahnya ingin menelepon lagi.

Dilihatnya layar HP sebelum HP itu diangkat. Yang tertera di layar HP adalah nama calon menantunya. Tapi beberapa saat kemudian ayahnya jatuh tersungkur ke lantai. Semua pandangan mata tertuju pada ayahnya yang tiba-tiba jatuh itu. Suasana yang tadi gaduh kini tersulap sunyi sekian detik untuk selanjutnya berubah menjadi gaduh lagi oleh isakan histeris keluarganya. Segera mungkin ayahnya dilarikan ke rumah sakit terdekat.
***

Ayahnya tak tertolong. Sebelum menginjak halaman rumah sakit, jantung ayahnya telah berhenti berdetak. Semua tidak tahu sebab mengapa ayahnya sampai terkena serangan jantung yang akhirnya membawa nyawa ayahnya melayang. Yang jelas, ayahnya mendadak jatuh oleh sebab telepon dari nomor calon menantunya itu. Tapi nomor itu kembali tidak aktif lagi setelah berulang kali dihubungi.
***

Acara walimatul ‘urs digantikan posisinya oleh acara bela sungkawa. Hatinya senang, tapi juga sedih. Dia senang karena tidak jadi bersanding dengan laki-laki yang sama sekali tidak dicintainya. Tapi dia juga sedih. Rasa sedih lebih mendominasi hatinya. Sesosok lelaki yang telah merawatnya dari kecil dan membesarkannya kini tidak akan dapat lagi dia jumpai.

Akibat ketidak-hadiran calon pengantin laki-laki itu, para keluarganya menanggung malu, terutama ibunya. Tapi kesedihan ditinggal seorang kekasih seakan mengubur dalam-dalam rasa malu itu. Hari yang ibunya pikir akan menjadi hari kebanggaannya justru hari itu menjadi hari penuh pilu.
***

Malamnya
Dia longgarkan waktu sejenak untuk berbagi rasa yang mengisi hatinya di hari itu pada seorang laki-laki dunia maya yang menjadi rumah curhatnya sehari-hari setelah seharian kemarin dia tidak sempat untuk bertemu dengan laki-laki itu karena disibukkan dengan persiapan pernikahan. Berharap dari situ rasa sedihnya dapat diuapkan oleh segala nasihat dan kata-kata penghiburnya yang memang selalu terdengar manis.

Banyak notification dan pesan yang dikirim di inbox facebooknya. Dipilihnya untuk membuka inbox terlebih dulu. Semua yang mengirim di inboxnya mengungkapkan rasa kecewa yang sangat dan jijik kepadanya. Dia bingung. Ada apa ini? Mengapa teman-teman tiba-tiba berkata seperti itu?

Kemudian dia buka notificationnya. Banyak yang mengomentari statusnya kemarin malam. Dia kaget. Kemarin malam sama sekali dia tidak membuka facebook. Dia buka wall facebooknya. Dibacalah statusnya yang dia rasa tangannya tidak pernah menulisnya. Dia terkejut bukan main. Komentar status itu lebih dari 100 komentar. Nada komentarnya hampir sama dengan yang didapatinya di inbox facebooknya.

**********************************************************************
Kinanthi Suci
Alhamdulillah, besok adalah hari terindahku. Aku akan menikah dengan seseorang yang tidak tahu kalau sebenarnya aku sudah tidak suci lagi. Hahaha..:D
Tidak Suka  o  Komentari  o  Bagikan  o  Kemarin jam 22.03
Anda, Verzie Bunchen, Shinta Zen, Gemblung Ben, dan 53 orang lainnya menyukai ini.
Lihat ke-117 komentar                                                                 63 kali dibagikan
Vizie ‘el-Juwairiyah Tak kusangka dirimu seperti itu mbak. Kukira namamu sesuci dirimu. Ternyata.......wueekkk.. jijik aku mbak!!!
Benny van Persyy PENIPUAN itu namanya!!! Bodoh bwuanget laki-laki itu.
Tulis komentar ...
**********************************************************************
           
Malam itu hatinya hancur sudah. Lengkap sudah ujiannya. Tadi ayahnya telah disemayamkan. Dan sekarang fitnah keji tentang dirinya telah tersebar luas di dunia maya. Siapakah yang sampai tega berbuat seperti itu padanya? Apakah itu perbuatan gadis-gadis yang selama ini merasa iri pada dirinya? Atau jangan-jangan si pelaku adalah laki-laki pujaan hatinya itu? Rasanya tidak mungkin kalau si pembuat status itu adalah dia. Tapi akalnya mengatakan lain. Tidak ada yang mengetahui password facebooknya kecuali hanya dia dan laki-laki itu. Mereka berdua saling memberitahu password login facebook masing-masing sebagai bukti bahwa mereka berdua memang saling menyayangi dan setia akan kata cinta.
***

 “Mencintai tak harus memiliki,” sebuah kata manis menghiasi inbox facebooknya sepekan yang lalu, saat ia kabarkan kepadanya bahwa dirinya tak bisa menolak keinginan ayahnya yang akan menikahkannya dengan laki-laki lain. Laki-laki itu juga menasihatinya agar tetap bersabar dan menerima permintaan orang tuanya dengan ikhlas meskipun hati berat merasakannya.
***

Dia tak mengira laki-laki yang juga mencintainya itu sampai hati berbuat seperti itu padanya. Perkataannya dulu yang selalu sopan dan agamis yang biasanya tersebar di status dan komentar membuatnya sulit mempercayai apa yang kini telah laki-laki itu lakukan. Harapannya suatu saat nanti akan bisa hidup bersama dengan laki-laki itu -setelah gagalnya acara pernikahan dengan laki-laki pilihan orang tuanya- pudar sudah.
***

Penyebab ketidak-hadiran calon pengantin laki-laki yang menyisakan misteri itu akhirnya terungkap. Semua kejadian itu ternyata juga didalangi oleh seorang laki-laki dunia maya itu. Sebelum calon pengantin laki-laki itu berangkat ke rumah Kinanthi, segerombolan preman telah sampai di rumahnya. Para preman itu kemudian merampas HP-nya dan dengan keras mengancamnya kalau tetap berniat menikahi Kinanthi.
***

Sukoharjo, 15 Agustus 2012


*Cerpen ini masuk dalam 7 cerpen pilihan pada Lomba Cipta Cerpen & Cipta Puisi Tingkat Nasional FAM Indonesia Tahun 2012
Previous
Next Post »

2 komentar

Click here for komentar
Anonim
admin
9 Oktober 2012 pukul 20.16 ×

syukran san udh bole baca cerpenmu,
haru jg kisahnya

semoga cerpen2nya segera jd best seller :)

Reply
avatar
SalimMoors
admin
9 Oktober 2012 pukul 20.56 ×

Afwan, sama-sama yak..
Aamiin...

Reply
avatar
Thanks for your comment

Ads Inside Post