Hari ini adalah hari terindah yang
akan dilalui dalam hidupnya, begitu dugaan orang-orang sekitarnya. Hari ini dia
akan menyempurnakan separuh agamanya, menikah dengan seorang lelaki yang menjadi bunga hati setiap gadis
di desa itu. Hari ini semua gadis desa di situ sedang berandai-andai dan
berkhayal, andaikan saja dia adalah mempelai wanitanya. Menikah dengan lelaki
berwajah tampan ditambah lagi kaya raya, pasti seorang gadis yang beruntung itu
akan menjadi wanita yang paling bahagia sedunia.
Tapi bagi Kinanthi tidaklah
seperti itu. Hari ini bukanlah hari yang dia harapkan dalam hidupnya. Dia tidak
ingin sama sekali memutuskan tali cinta yang telah lama ia rajut dengan seorang
lelaki dunia maya. Entah mengapa bibit cinta bisa tumbuh dan kemudian berbunga mekar
di hati dua insan seiring dengan berjalannya waktu, padahal mereka berdua belum
pernah sekalipun bersua muka.
Jika dia berandai-andai sesuatu terjadi
pada hari ini, pastilah dia akan gantungkan pengandaiannya itu agar lelaki yang
akan mengucapkan lafazh qabul pada hari ini nanti adalah dia, lelaki dunia maya
itu. Tapi semua itu bagaikan melihat matahari di malam hari. Kesepakatan di
antara dua keluarga telah disepakati bersama. Nasi telah menjadi bubur pada
hari ini. Sebenarnya bisa saja dia merobek kesepakatan pernikahan itu dengan
cara kabur dari rumah. Tapi dia bukanlah seorang munafik yang suka melanggar
janji. Satu-satunya yang bisa dia lakukan adalah berusaha menerima suratan
takdir dengan ikhlas seraya berharap agar pernikahannya nanti memang diridhai
dan diberkahi oleh Allah.
Waktu semakin berjalan menuju
waktu akad ijab qabul pernikahan. Para tamu undangan pun telah hampir mengisi
semua kursi yang tersedia. Petugas dari KUA pun telah setengah jam lalu menunggu.
Tapi calon pengantin laki-laki dan rombongannya tak kunjung tiba hingga
terlambat jauh dari waktu yang telah dijadwalkan di undangan. Kasak-kusuk yang
tidak enak didengar tersebar di sana-sini. Muncul suatu perasaan gundah gelisah
yang terlihat jelas pada anggota keluarganya, terlebih lagi di wajah kedua
orang tuanya. Tapi tidak begitu baginya. Dia justru senang melihat keadaan itu.
“Pak, coba ditelpon lagi.
Barangkali nomornya sudah aktif,” perintah ibunya kepada ayahnya. Dari tadi
memang tidak ada kabar dari pihak calon pengantin laki-laki. Sudah berkali-kali
ayahnya menelepon, selalu saja yang didengar adalah suara operator wanita yang
mengabarkan bahwa nomor calon menantunya itu tidak aktif.
“Kriiing... kriiiiing,” HP
berdering saat ayahnya ingin menelepon lagi.
Dilihatnya layar HP sebelum HP itu
diangkat. Yang tertera di layar HP adalah nama calon menantunya. Tapi beberapa
saat kemudian ayahnya jatuh tersungkur ke lantai. Semua pandangan mata tertuju
pada ayahnya yang tiba-tiba jatuh itu. Suasana yang tadi gaduh kini tersulap sunyi
sekian detik untuk selanjutnya berubah menjadi gaduh lagi oleh isakan histeris
keluarganya. Segera mungkin ayahnya dilarikan ke rumah sakit terdekat.
***
Ayahnya tak tertolong. Sebelum menginjak
halaman rumah sakit, jantung ayahnya telah berhenti berdetak. Semua tidak tahu
sebab mengapa ayahnya sampai terkena serangan jantung yang akhirnya membawa
nyawa ayahnya melayang. Yang jelas, ayahnya mendadak jatuh oleh sebab telepon
dari nomor calon menantunya itu. Tapi nomor itu kembali tidak aktif lagi
setelah berulang kali dihubungi.
***
Acara walimatul ‘urs digantikan
posisinya oleh acara bela sungkawa. Hatinya senang, tapi juga sedih. Dia senang
karena tidak jadi bersanding dengan laki-laki yang sama sekali tidak
dicintainya. Tapi dia juga sedih. Rasa sedih lebih mendominasi hatinya. Sesosok
lelaki yang telah merawatnya dari kecil dan membesarkannya kini tidak akan
dapat lagi dia jumpai.
Akibat ketidak-hadiran calon
pengantin laki-laki itu, para keluarganya menanggung malu, terutama ibunya. Tapi
kesedihan ditinggal seorang kekasih seakan mengubur dalam-dalam rasa malu itu.
Hari yang ibunya pikir akan menjadi hari kebanggaannya justru hari itu menjadi
hari penuh pilu.
***
Malamnya
Dia longgarkan waktu sejenak untuk
berbagi rasa yang mengisi hatinya di hari itu pada seorang laki-laki dunia maya
yang menjadi rumah curhatnya sehari-hari setelah seharian kemarin dia tidak
sempat untuk bertemu dengan laki-laki itu karena disibukkan dengan persiapan
pernikahan. Berharap dari situ rasa sedihnya dapat diuapkan oleh segala nasihat
dan kata-kata penghiburnya yang memang selalu terdengar manis.
Banyak notification dan pesan
yang dikirim di inbox facebooknya. Dipilihnya untuk membuka inbox
terlebih dulu. Semua yang mengirim di inboxnya mengungkapkan rasa kecewa
yang sangat dan jijik kepadanya. Dia bingung. Ada apa ini? Mengapa teman-teman tiba-tiba
berkata seperti itu?
Kemudian dia buka notificationnya.
Banyak yang mengomentari statusnya kemarin malam. Dia kaget. Kemarin malam sama
sekali dia tidak membuka facebook. Dia buka wall facebooknya. Dibacalah
statusnya yang dia rasa tangannya tidak pernah menulisnya. Dia terkejut bukan
main. Komentar status itu lebih dari 100 komentar. Nada komentarnya hampir sama
dengan yang didapatinya di inbox facebooknya.
**********************************************************************
Kinanthi
Suci
Alhamdulillah, besok adalah hari terindahku. Aku akan menikah
dengan seseorang yang tidak tahu kalau sebenarnya aku sudah tidak suci lagi. Hahaha..:D
Tidak Suka o Komentari
o Bagikan o
Kemarin jam 22.03
Anda, Verzie Bunchen, Shinta Zen,
Gemblung Ben, dan 53 orang lainnya
menyukai ini.
Lihat ke-117 komentar 63 kali dibagikan
Vizie ‘el-Juwairiyah Tak
kusangka dirimu seperti itu mbak. Kukira namamu sesuci dirimu. Ternyata.......wueekkk..
jijik aku mbak!!!
Benny van Persyy PENIPUAN
itu namanya!!! Bodoh bwuanget laki-laki itu.
Tulis komentar ...
**********************************************************************
Malam itu hatinya hancur sudah.
Lengkap sudah ujiannya. Tadi ayahnya telah disemayamkan. Dan sekarang fitnah
keji tentang dirinya telah tersebar luas di dunia maya. Siapakah yang sampai tega
berbuat seperti itu padanya? Apakah itu perbuatan gadis-gadis yang selama ini merasa
iri pada dirinya? Atau jangan-jangan si pelaku adalah laki-laki pujaan hatinya itu?
Rasanya tidak mungkin kalau si pembuat status itu adalah dia. Tapi akalnya mengatakan
lain. Tidak ada yang mengetahui password facebooknya kecuali hanya dia
dan laki-laki itu. Mereka berdua saling memberitahu password login facebook
masing-masing sebagai bukti bahwa mereka berdua memang saling menyayangi dan
setia akan kata cinta.
***
“Mencintai tak harus memiliki,” sebuah kata
manis menghiasi inbox facebooknya sepekan yang lalu, saat ia kabarkan kepadanya
bahwa dirinya tak bisa menolak keinginan ayahnya yang akan menikahkannya dengan
laki-laki lain. Laki-laki itu juga menasihatinya agar tetap bersabar dan
menerima permintaan orang tuanya dengan ikhlas meskipun hati berat
merasakannya.
***
Dia tak mengira laki-laki yang
juga mencintainya itu sampai hati berbuat seperti itu padanya. Perkataannya
dulu yang selalu sopan dan agamis yang biasanya tersebar di status dan komentar
membuatnya sulit mempercayai apa yang kini telah laki-laki itu lakukan. Harapannya
suatu saat nanti akan bisa hidup bersama dengan laki-laki itu -setelah gagalnya
acara pernikahan dengan laki-laki pilihan orang tuanya- pudar sudah.
***
Penyebab ketidak-hadiran calon
pengantin laki-laki yang menyisakan misteri itu akhirnya terungkap. Semua
kejadian itu ternyata juga didalangi oleh seorang laki-laki dunia maya itu. Sebelum
calon pengantin laki-laki itu berangkat ke rumah Kinanthi, segerombolan preman
telah sampai di rumahnya. Para preman itu kemudian merampas HP-nya dan dengan
keras mengancamnya kalau tetap berniat menikahi Kinanthi.
***
*Cerpen ini masuk dalam 7 cerpen pilihan pada Lomba Cipta Cerpen & Cipta Puisi Tingkat Nasional FAM Indonesia Tahun 2012
2 komentar
Click here for komentarsyukran san udh bole baca cerpenmu,
Replyharu jg kisahnya
semoga cerpen2nya segera jd best seller :)
Afwan, sama-sama yak..
ReplyAamiin...
ConversionConversion EmoticonEmoticon